Dia tidak dekat tidak juga jauh…
Dia tidak nyata tidak juga semu…
Dia tidak bersahabat tidak juga asing…
Dia tidak baik tidak juga jahat…
Dia tidak benar tidak juga salah…
Dia tidak bertindak tidak juga diam…
Dia tidak hidup tidak juga mati…
Namun,
Dia menerangi juga meredupkan
Dia mengangkat juga menjatuhkan
Dia berwarna juga kelabu
Dia mengobati juga melukai
Dia penuh keindahan juga kehampaan
Dia penuh kejujuran juga kebohongan
Dia menghidupkan juga mematikan
Dia datang dan juga pergi
Dia memang tidak,
Dia tidak
dekat tidak juga jauh
Dia tidak dekat, kita berbeda
dunia. Aku, kamu. Kamu pria dewasa yang setiap hari melakoni kehidupannya
sebagai seorang mahasiswa. Aku, perempuan kecil yang setiap hari berperan
sebagai siswi smk. Namun, kamu tidak juga jauh. Rumahmu tidak terlalu jauh
denganku, aku bersekolah disekolah yang pernah kamu jajakan sebelumnya. Kita
pernah saling dekat, saling mengenal satu sama lain.
Dia tidak
nyata tidak juga semu
Dia
tidak nyata, untuk saat ini dia tidak berada dikehidupanku. Tidak nyata
dihari-hariku. Namun, dia tidak juga semu. Karena aku penah melihatmu, pernah
menyentuhmu, pernah merasakan kehangatanmu.
Dia
tidak bersahabat tidak juga asing
Dia
tidak bersahabat, aku dan dia memang tidak akrab lagi seperti cerita dahulu.
Namun, kami saling mengenal. Aku mengetahui seluk beluk dirinya. Ia tidak asing
lagi bagiku.
Dia tidak
baik tidak juga jahat
Dia tidak baik, dia pergi
meninggalkanku setelah hatiku terulur abis untuknya. Aku tidak sanggup untuk
menariknya kembali. Namun, dia tidak juga jahat. Dia adalah pribadi yang baik
dan juga santun.
Dia tidak benar tidak juga salah
Dia tidak benar, karena dia
adalah sosok yang membuat ku selalu serba salah untuk melalukan sesuatu. Namun,
dia juga tidak salah karena dia tidak berhak untuk membuatku selalu bahagia
bersamanya.
Dia tidak
bertindak tidak juga diam
Dia tidak bertindak, dia
tidak melakukan apa-apa saat ini kepadaku. Namun, justru itu yang membuat dia
seolah bertindak. Karena aku selalu bertanya apa yang sedang ia lakukan, dia
memenuhi pikiranku, menurunkan kerja imun tubuhku. Dia tidak diam.
Dia
tidak hidup tidak juga mati
Dia
tidak hidup, karena dia tidak berperan aktif dikehidupan nyataku. Namun, dia juga
tidak mati. Karena bayangnya masih bergulat setiap detiknya dipikiran dan
tindakanku.
Namun Dia itu,
Dia
menerangi juga meredupkan
Dia
menerangi hariku, yang penuh dengan kegiatan yang itu-itu saja. Namun, dia juga
yang meredupkan kehidupanku…
Dia
mengangkat juga menjatuhkan
Dia mengangkat setiap
semangatku, mengajarkan ku untuk bangkit dari hidup yang monoton. Namun, dia
juga yang menjatuhkanku, dari semangat yang sudah ku angkat tinggi untuknya…
Dia
berwarna juga kelabu
Dia
berwarna, mewarnai satiap detik kehidupanku. Mendegupkan setiap detak
jantungku. Dia mengenaliku banyak warna. Namun, dia juga yang membuat hidupku
menjadi kelabu. Tidak berwarna lagi tanpanya…
Dia
mengobati juga melukai
Dia
mengobati, mengobati hari-hariku yang datar, mengobati luka kesepian hariku.
Namun, dia juga yang melukai. Melukai hariku dengan goresan luka yang baru.
Luka yang lebih sakit dari luka yang ia obati…
Dia
penuh keindahan juga kehampaan
Dia
penuh keindahan, setiap lekuk tubuhnya setiap hembus nafasnya dan setiap gerak
geriknya merupakan suatu keindahan untukku. Namun, dia juga memberikan
kehampaan. Setelah membuat hidupku indah, dia membuat hidupku hampa karena
kepergiannya…
Dia
penuh kejujuran dan juga kebohongan
Dia
penuh kejujuran, setiap kalimat yang diucapkannya dan setiap keterbukaannya
merupakan bukti kejujurannya. Namun, secara bersamaan dia juga penuh dengan
kebohongan.
Dia
menghidupkan juga mematikan
Dia
menghidupkan setiap otot retorik dalam tubuh ini yang sempat tertidur lama,
mengajari setiap arti kehidupan, membangunkan ku dalam kesepian yang kunikmati.
Namun, dia juga mematikan. Mematikan setiap usahaku, mematikan setiap langkah
yang baru aku jalani itu…
Dia
datang dan juga pergi
Dia
datang, datang dikehidupanku. Sebentar waktunya, namun memberikan efek yang
luarbiasa. Dari yang paling manis hingga pahit. Dan dia juga pergi, pergi
setelah mengajarkanku banyak pelajaran dalam hidup…
Dia. Satu nyawa penuh aksi. Pemicu
kehidupan ini, penyebab utama setiap gerak ini.
Namun kini, hanya tertinggal kenangan dan
pembelajaran. Dimana mereka satu paket yang jika disalah artikan akan menjadi
sangat menyakitkan. Namun jika aku mengambil dari sisi baik. Tentu aku
seharusnya sangat berterimakasih padanya, karena telah memberikan banyak sekali
pembelajaran dalam hidupku.
Jujur, aku masih dalam tahap yang salah.
Membiarkan kenangan manis membentuk bayangan buruk dalam hari-hariku. Aku tau
ini bodoh. Namun aku juga berterimakasih atas pelajaran hidup yang luar biasa.
Aku tidak bermunafik. Aku masih menyayangimu.
©
Salam
rindu yang terbesit dari perempuan yang pernah singgah diharimu, untukmu hati
yang telah pergi… semoga dapat kembali.